Oleh Tb. Ahmad Rivqi Khan
Tabarruk adalah mashdar (asal kata) dari tabarroka, akar kata dari albarokah. Albarokah sendiri berarti: Ziyadatulkhoir al ilahy (tambahan kebaikan dari Tuhan). Lalau diartikan ke bahasa kita mungkin berarti "ngalap barokah" atau mencari keberkahan (mencari kebaikan Tuhan, red). Memang semua tahu bahwa al fail fil haqiqoh hua Allah Subhanahu wata'ala (pelaku sebenarnya adalah Allah), seperti dalam alquran surat al mulk ayat satu: tabarokalladzi biyadihi almulku (maha berkah Allah Subhanahu wata'ala...). Bagaimana kedudukan Tabarruk atau ngalap berkah dalam al quran, hadits dan praktek dalam kehidupan sehari-hari, silahkan disimak artikel berikut ini.
Kalau ada bulan yang merepotkan orang Cirebon, maka bulan Saparlah namanya. Bulan kedua setelah Sura dalam hitungan kalender Jawa ini diyakini oleh sebagian masyarakat Cirebon sebagai bulan kawinnya para hewan, terutama anjing, makanya orang Cirebon sangat berpantang untuk melangsungkan perkawinan pada bulan ini.
Disebut juga Ramawijaya, Raghawa, Ramabhadra atau Bathara Rama.
Berasal dari Kerajaan Ayodya, putra dari Prabu (Raja) Dasarata dan Dewi Raghu, cucu dari Prabu Banaputra. Pada masa kecil dan remaja dididik tentang keutamaan dan kesaktian oleh Bagawan Wasistha. Karena kepandaian, kesaktian dan kehalusan budinya, Sri Rama mendapat anugrah sebagai titisan Sang Hyang Wisnu yang bertugas memusnahkan angkara murka di muka bumi.
Sri Rama beristerikan Dewi Shinta, setelah memenangkan sayembara menarik Busur Pusaka Kerajaan Mantili (Mithiladiraja). Sri Rama memiliki anak yaitu Kusiya, dan Rama Batlawa.
Gedung Bank Indonesia Cirebon
Kantor De Javasche Bank (DJB) Cabang Cirebon dibuka pada 31 Juli 1866 dan baru beroperasi tanggal 6 Agustus 1866 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon. Pembukaan kantor cabang ini berdasarkan surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 63 tanggal 31 Juli 1866. Merupakan kantor cabang kelima. Empat kantor cabang yang telah dibuka terlebih dahulu yaitu: Semarang, Surabaya, Padang, dan Makasar, P.J. Janssens, Notaris di Cirebon ditunjuk sebagai pimpinan Kantor Cabang Cirebon pertama. Setiap tahun, P.J. Janssens memperoleh imbalan 25 % dari laba bersih minimal f 1.200. Dan sebagai komisaris dan wakil komisaris kantor cabang tersebut diangkat J.W. Peter Pemimpin Cabang Factor der Nederlansche Handel Maatschappij (kini menjadi BEII sebelum bergabung dengan Bank Mandiri) dan P. van Waasdjik. Peletakan batu pertama pembangunan gedung Kantor Cabang Cirebon yang terletak di Kampong Tjangkol No.5, dilakukan pada tanggal 21 September 1919 oleh Jan Marianus Gerritzen (anak Direktur M.J. Gerritzen). Perencanaan arsitektur gedung kantor tersebut dilakukan oleh Biro Arsitek F.D. Cuypers & Hulswit. Gedung ini selesai dibangun dan digunakan pada tanggal 22 Maret 1921. Dari catatan sejarah gedung ini dari awal hingga sekarang yang menjadi gedung Bank Indonesia tetap pada lokasi tersebut dan merupakan satu-satunya gedung Kantor Bank Indonesia yang hanya mempunyai satu kubah, sehingga tampak lebih ramping
MUSIK yang hanya digelar setahun sekali pada awal Rabiul Awal ini dikenal dengan nama "gong sekati". Satu rentetan musik yang terdiri atas gamelan Jawa (Cirebon) yang hanya ada di Keraton Kanoman. "Gong sekati" merupakan ucapan lidah lokal Cirebon yang berarti gong syahadatain. Istilah sekaten juga ada di Keraton Yogya dan Surakarta yang digelar pada saat Grebeg Mulud. Lagunya sederhana "Bango Butak" yang mirip iringan gamelan renteng penyambut tamu agung.
Sebagai suatu karya seni, megamendung identik dan bahkan menjadi ikon batik pesisiran Cirebon. Batik ini memiliki kekhasan yang tidak dijumpai di daerah-daerah pesisir penghasil batik lain di utara Jawa seperti Indramayu, Pekalongan, maupun Lasem.